Masalah
adalah hal yang paling dihindari oleh manusia. Padahal hidup ini memang sudah
kodratnya dipenuhi dengan masalah J. Ceritaku
dulu di SMA amatlah tragis. Hmm, tidak percaya? Sebenarnya saya juga sulit
untuk meyakinkan orang lain agar mempercayai hal itu. Saya pikir masa SMA saya
adalah masa-masa sekolah saya seumur hidup yang paling sulit dan banyak,
berjuta-juta rasanya. Ehh.. sepertinya saya salah. Tidak.. tidak.. saya tidak
boleh mendefenisikan masalah sulit itu datang sewaktu-waktu saja. Mulai
sekarang, saya harus menanamkan biji pikiran di otak saya, bahwa yaa hidup ini
selalu ada masalah. Mengapa begitu? Masalah adalah ujian!! So, kalau kita tidak
melewati ujian, bagaimana menilai diri kita, baik atau buruk? Nah, dari situ,
masalah adalah sahabat :).
Saya
sering menyelesaikan masalah saya dengan baik, dan sering juga tidak
menyelesaikan masalah saya dengan baik dan cermat. Tetapi saya percaya untuk
menyelesaikan masalah dinilai dari seberapa besar usahanya dalam menyelesaikan
masalah bukan dari hasil akhirnya. Hmm, yang pasti saya harus usaha dan buah
yang manis itu didapatkan secara tidak sia-sia. Intinya proses dapat, buah yang
ranum itu juga dapat. Proses itu dilihat seberapa bersahabatkah kita dengan
masalah? Berpikir positif terhadap masalah. Betapa cintanya masalah kepada kita
sehingga ingin berkenalan dengan kita. Proses itu juga dapat diraba seberapa inginnya
kita tidak berjumpa dengannya untuk yang kedua kalinya.
Jadi, di
pagi hari yang cerah kemarin, saya harus presentasi tentang sesuatu materi di
salah satu mata kuliah. Tepatnya itu sudah berlalu sekitar hitungan jari dalam
hitungan hari. Saya harus maksimal untuk hal yang sesakral itu. Saya
menggunakan metode yang istilahnya heuristic,
yaitu strategi-strategi yang menggunakan jalan pintas atau panduan yang
mengarahkan, namun tidak menjamin munculnya sebuah solusi untuk masalah.
Tetapi, secara teori bolehlah tidak menjamin keberhasilan saya dalam menghadapi
masalah, faktanya saya sukses (menurut saya). Saya pikir saya sudah menampilkan
apa yang sesuai dengan materi-materi pada saat presentasi kemarin. Karena saya
memang sudah berusaha sampai darah titik penghabisan. Kesimpulannya, memang
benar Heuristic itu tidak menjamin
solusi untuk masalah, namun yang terpenting adalah proses (penjelasan di atas) :)