Makna
dari Pengembangan Kreativitas
Mengapa
kreativitas begitu bermakna dalam hidup? Mengapa kreativitas perlu dipupuk
sejak dini dalam diri anak didik Anda?
Ini
beberapa alasan yang mungkin detik ini juga akan menggugahkan hati Anda untuk
memupuk sejak belia anak didik Anda. Berikut (silahkan dibaca):
Pertama,
karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya,
dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat
tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967). Kreativitas merupakan manifestasi
dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
Kedua, kreativitas atau
berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan
penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai
saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (guilford, 1967). Di
sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran.
Ketiga, bersibuk diri secara
kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi
juga memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat, kreativitaslah yang
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Pada era pembangunan ini
kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan
kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, teknologi baru.
Teori Empat P yang Melandasi Pengembangan Kreativitas
1. Teori tentang
Pembentukan Pribadi Kreatif
a.
Psikoanalisa
Teori Psikoanalisa
kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya dimulai sejak
di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah
mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan
yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari
trauma.
Sigmund
Freud: Proses kreatif dari mekanisme
pertahanan, merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai
ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima.
Carl
Jung: Ketidaksadaran memainkan peranan
penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari
dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan
timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang
menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.
Ernest
Kris: Menekankan
bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan
memberi kepuasan) jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi
kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
b.
Teori
Humanistik
Teori Humanistik
kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi, berkembang
selama hidup dan tidak terbatas pada usia lima tahun pertama.
·
Abraham Maslow:
Manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan itu sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang
tertinggi.
·
Carl Rogers:
3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah keterbukaan terhadap pengalaman,
kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang,
kemampuan untuk bereksperimen atau untuk ‘bermain’ dengan konsep-konsep.
2.
Teori-teori tentang “Press”
a)
Motivasi untuk Kreativitas
b)
Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
3.
Teori tentang Proses Kreatif
a)
Teori Wallas
Yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat
tahap:
1)
Persiapan
Seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah
dengan belajar berpikir, mencari jawaban,
bertanya kepada orang dan sebagainya.
2)
Inkubasi
Kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak
dilanjutkan.
3)
Iluminasi
Tahap timbulnya “insight”
atau “Aha-erlebnis”, saat timbulnya
inspirasi atau gagasan baru.
4)
Verifikasi
Tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus
diuji terhadap realitas.
b)
Teori tentang Belahan Otak Kanan dan Kiri
4. Teori tentang Produk Kreatif
Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara
tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk yang dicapai. Ia menekankan
bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang
berinteraksi sebagai berikut:
Sebagai hasil dari berpikir konvergen atau
inteligensi (memperoleh pengetahuan, dan pengembangan keterampilan), manusia
memiliki seperangkat unsur-unsur mental.
“Model dari Besemer dan Treffinger”
Besemer dan Treffinger menyatakan bahwa produk
kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu:
1.
Kebaruan (novelty), Sejauh mana
produk itu baru.
2.
Pemecahan (resolution),
menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan dari situasi
bermasalah.
3. Elaborasi dan sintesis, dimensi ini merujuk pada derajat/sejauh mana produk itu menggabung
unsur-unsur yang tidak sama/serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan
koheren.