JUDUL JURNAL : Hubungan
antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout pada
Perawat di RSUD Serui–Papua
SUMBER JURNAL :
Jurnal INSAN Vol. 13 No. 02, Agustus 2011
NAMA PENULIS JURNAL : Efa Novita Tawale, Widjajaning Budi, Gartinia
NAMA PEREVIEW JURNAL : Cipta Arief Wibawa
INSTANSI PEREVIEW
JURNAL : Fakultas Psikologi USU
- LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Jurnal
ini ingin mencoba mengangkat bagaimana sebenarnya hubungan antara motivasi
kerja dengan kecenderungan burnout
yang dikhususkan pada perawat yang bekerja di RSUD Serui-Papua. Berdasarkan
hasil temuan yang disampaikan oleh jurnal ini, ada banyak fakta yang
menyampaikan bahwa lemahnya motivasi perawat dalam bekerja menjadi salah satu
faktor utama yang memungkinkan terjadinya burnout.
RSUD
tempat peneliti melakukan penelitian adalah salah satu RSUD dengan jumlah
perawat paling sedikit dengan hanya 120 orang perawat. Keterlambatan pembayaran
gaji, terbatasnya ketersediaan peralatan
pendukung kinerja medis, serta tingkat absen pegawai yang cukup tinggi menjadi
masalah utama yang jika dibiarkan maka akan semakin menurunkan motivasi kerja
perawat di RSUD tersebut dan pada akhirnya akan mengarahkan pada tindakan burnout dari perawat yang bekerja.
Hipotesis
penelitian ini adalah, ”Ada hubungan yang negatif antara motivasi kerja perawat
dengan kecenderungan mengalami burnout pada perawat di RSUD Serui-Papua”.
- TEORI YANG DIGUNAKAN
Dalam
penelitian ini, peneliti memakai teori burnout
dan motivasi dalam bekerja dalam mengidentifikasi hubungan antara motivasi kerja perawat dengan
kecenderungan burnout perawat
tersebut.
- METODE PENELITIAN
Saya melihat peneliti menggunakan
metode korelasional dalam melaksanakan penelitiannya, yang mana terdapat 2
variabel, yaitu:
variabel tergantung : Kecenderungan mengalami burnout.
Variabel bebas : Motivasi kerja perawat.
Populasi penelitian adalah perawat RSUD
Serui-Papua yang berjumlah 120 orang. Menggunakan teknik purposive sampling, dengan
batasan kriteria sampel sebagai berikut: perawat dengan usia
antara 24 – 56 tahun, bekerja minimal 2 tahun dan merupakan
pegawai tetap. Alasan peneliti menetapkan
batasan sampel diatas adalah karena pada kriteria sampel yang ditetapkan sudah
mulai menunjukkan indikasi adanya
kecenderungan burnout terhadap pekerjaannya.
- HASIL PENELITIAN
Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara motivasi kerja perawat
dengan kecenderungan mengalami burnout pada perawat di RSUD Serui-Papua.
Artinya semakin tinggi motivasi kerja yang dimiliki perawat maka kecenderungan
perawat dalam mengalami burnout akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan analisis product moment antara motivasi kerja perawat dengan
kecenderungan mengalami burnout diperoleh hasil rxy sebesar -0,526
pada taraf signifikansi (p) 0,000 (p < 0,01). Dengan demikian motivasi kerja
perawat mempunyai hubungan negatif dengan kecenderungan mengalami burnout pada
perawat di RSUD Serui-Papua. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam
penelitian ini diterima.
Secara sederhana hasil ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi motivasi kerja
yang dimiliki perawat
maka kecenderungan perawat dalam
mengalami burnout akan semakin
rendah. Begitu juga sebaliknya.
- CRITICAL NOTES
Ø
Pandangan Terhadap Jurnal
Motivasi
dalam bekerja adalah sebuah bentuk semangat dan keyakinan untuk terus berbuat
lebih baik dalam pekerjaannya. Benar halnya seperti yang disampaikan Anoraga
(2006) bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan. Dengan kata lain, motivasi kerja bisa kita artika sebagai salah satu
hal yang memicu timbulnya semangat dalam bekerja, yang pada akhirnya tentu
diharapkan dapat mengurangi efek burnout.
Burnout sendiri, seperti yang pernah
disampaikan oleh Pines & Aronson (dalam Kusumastuti,2005) adalah suatu
bentuk ketegangan atau tekanan psikis yang berhubungan dengan stres kronik,
dialami seseorang dari hari ke hari, yang ditandai dengan kelelahan fisik,
mental, & emosional.
Secara
umum jurnal ini cukup baik dalam mencoba mengeksplorasi bagaimana hubungan yang
terjadi antara dua variabel yang diteliti. Hanya saja, karena jurnal ini
sifatnya terbatas pada RS tempat penelitian dilakukan, untuk upaya generalisasi
secara lebih jauh, rasanya masih harus diuji kembali. Karena tentu ada banyak sekali
faktor yang mengakibatkan burnout
terjadi. Bukan hanya terjadi lewat masalah yang seperti dipaparkan oleh
peneliti, tapi masih banyak variabel lain yang mungkin memiliki korelasi
langsung dalam mendorong terjadinya burnout
pada seseorang terutama pekerja.
Selain
itu, melihat dari hasil penelitian yang mengatakan bahwa faktor motivasi hanya
berperan sebanyak 27,7% dalam menyebabkan burnout,
artinya masih banyak faktor lain yang memungkinkan burnout itu terjadi yang mungkin bisa lebih besar dan memiliki pengaruh
signifikan selain motivasi.
Ø
Sistematika Penulisan dan Penampilan Jurnal
Bahasa
yang peneliti gunakan dalam memaparkan penelitiannya cukup mudah untuk dipahami
dan tidak cenderung payah atau mengambang. Runut dan juga jelas tertata setiap
poin yang ingin diangkat menjadi salah satu keunggulan utama dari jurnal
penelitian korelasional ini.
Untuk
tampilan jurnal sendiri baik dilihat segi judul maupun isi secara umum cukup
menarik perhatian orang untuk kemudian melanjutkan membaca dan menelaah lebih
lanjut apa yang sebenarnya sedang dibicarakan dan diangkat oleh sang peneliti.
Poin-poin penting yang harus disampaikan juga dapat terlihat dengan jelas
sehingga menjadikan jurnal ini sebagai salah satu penelitian yang layak untuk
dibaca.
Daftar Pustaka
Tawale, Novita Eva. & Kolega. (2011). “Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan
Kecenderungan mengalami Burnout pada Perawat di RSUD Serui–Papua”. Jurnal INSAN Vol. 13 No. 02.
Manteman bisa searching sendiri yaaa jurnalnya :)