Minggu, 27 April 2014 0 comments By: Muthia Audina

MAKNA ANDRAGOGI

Ini adalah Jawaban dari Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Andragogi semester 4 Fakultas Psikologi USU.
Mungkin dapat menginterpretasi sendiri bagaimana pertanyaan yang diberikan ^_^

a. Keputusan untuk memilih mata kuliah pilihan Andragogi menjadi salah satu mata kuliah di semester empat (4) adalah Mata kuliah di semester empat (4) hanya ditawarkan oleh departemen Pendidikan yaitu Andragogi dan Paedagogi, kemudian departemen Perkembangan menawarkan mata kuliah pilihan lansia, dan Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) dengan analisa jabatan. Saya memutuskan untuk memilih mata kuliah yang diusulkan oleh departemen Pendidikan, karena diantara ketiga tersebut psikologi pendidikan adalah salah satu minat yang sudah terpelihara dari dalam diri jika dibandingkan dengan yang lain. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam buku yang ditulis oleh Suprijanto bahwa minat menjadi point dari prinsip hukum belajar pendidikan orang dewasa, minat adalah keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Penelitian telah membuktikan bahwa minat atau rasa tertarik, keuletan, begitu juga dengan kegigihan, serta intensitas sangat berpengaruh dalam meningkatkan keberhasilan belajar. Jikalau lah saya memilih sesuatu yang tidak/belum menjadi minat, maka kemungkinan besar hasil belajar yang akan dicapai tidak efektif. Selanjutnya alasan kedua mengapa memilih pilihan Andragogi adalah karena saya yakin bahwa output yang akan saya dapat adalah pendidikan nilai dan pendidikan moral. Menurut Winecoff (1998), pendidikan nilai bertujuan membantu peserta didik menggali nilai yang ada melalui pengujian yang diteliti sehingga kita dapat meningkatkan kualitas cara berpikir dan perasaan. Pendidika moral bertujuan membantu peserta didik untuk lebih bertanggung jawab, adil, dan matang dalam menilai orang lain. Menurut saya, mata kuliah Andragogi adalah salah satu pendidikan efektif yang prosesnya adalah membantu peserta didik meningkatkan dan menginternalisasi nilai dan sikap yang secara sosial diterima dan secara moral matang. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa lebih memilih Andragogi daripada Paedagogi, alasannya adalah karena keinginan belajar, point ini merupakan hal yang sangat penting yang dapat meningkatkan efektivitas belajar. Keinginan belajar dapat timbul karena rasa tertarik yang mendalam terhadap sesuatu objek, atau mungkin dapat disebabkan oleh adanya kebutuhan terhadap suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu, atau dapat tumbuh dari dorongan atau motivasi dari orang lain, Andragogi menjadi salah satu dari banyak yang sangat menarik perhatian dan membuat penasaran saya meningkat. Kalimat terakhir yang menjadi penutup jawaban bagian (a) ini yakni saya mengetahui pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan ketika telah mengikuti proses pembelajaran. Seorang peserta dalam pendidikan orang dewasa tidaka akan memperoleh kemajuan dalam proses belajarnya kecuali jika ia mengetahui dalam hal apa saja ia berhasil dengan baik dan dalam hal apa saja ia gagal.

b.    Penjabaran kontrak kuliah berkaitan dengan ketetapan hati dan pengertian terhadap tugas. Kontrak kuliah dipaparkan dan disepakati bersama sebelum masa perkuliahan aktif, jadi bahasa tersiratnya kita sebagai peserta belajar dapat memilih untuk lanjut atau tidak dalam proses belajar ke depannya. Dalam hal ini saya sudah menetapkan hati hingga akhirnya memilih melanjutkan proses tersebut. Ketetapan hati sangat menentukan, apakah seseorang akan tetap melanjutkan aktivitasnya atau tidak sama sekali. Sedangkan prasangka, kecurigaan, dan ketertutupan semuanya akan menghambat proses belajar yang efektif. Seseorang peserta didik seharusnya mempunyai ketetapan hati, yakni kesediaan untuk menerima ide-ide baru walaupun mungkin secara implisit tidak ingin menerapkannya. Selanjutnya pengertian terhadap tugas, peserta didik harus memperoleh penegrtian yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peserta belajar harus mengetahui apa yang perlu dibaca, apa yang perlu dicatat, apa yang perlu dipelajari, apa yang perlu dilatihkan, apa yang perlu didiskusikan, apa yang perlu dipraktikkan, apa yang perlu diteliti, dan apa yang perlu dilakukan agar dipelajari.

c.   Dinamika kelas dan komitmen peserta mata kuliah, masalah ini dapat kita telesik dari penjabaran buku Pendidikan Orang Dewasa tentang sikap. Sikap peserta belajar dengan komitmen yang benar berusaha dibangun dan dijaga. Istilah sikap di sini berarti perasaan seseorang terhadap orang lain, ide, lembaga, fakta, dan lainnya. Program pendidikan pada umumnya mengembangkan sikap positif terhadap hal yang baik menurut norma yang berlaku di masyarakat. Sebaliknya, mencoba mengembangkan sikap negatif terhadap tindakan amoral, dan sebagainya. Sikap tidak dapat diajarkan secara langsung  seperti fakta, namun biasanya diajarkan secra tidak langsung melalui contoh, bacaan, dan kegiatan yang baik seperti yang telah dilakukan selama proses pembelajaran kira-kira tiga bulan. Kemudian, menurut saya, dinamika dan komitmen peserta selama mengikuti perkuliahan didapat dari adanya hukum asosiasi. Belajar dengan menghubungkan ide atau fakta dengan ide atau fakta lain cenderung dapat menghasilkan ingatan yang lebih permanen daripada apabila tidak menghubungkannya. Belajar dengan menghubungkan tersebut adalah salah satu ciri kelebihan orang dewasa dibandingkan anak-anak, sebab orang dewasa mempunyai banyak stok ide atau informasi yang dapat menarik. Jadi, dinamika yang sudah terbangun hingga sekarang adalah hukum asosiasi. Ciri penting hukum asosiasi adalah bahwa ide atau pengalaman baru akan menimbulkan emosi, jika dihubungkan dengan ide atau pengalaman yang nyata.

d.  Masa pengharapan UTS tetap berlangsung adalah menjadi tahap proses belajar, yaitu semakin meningkatnya motivasi, yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan untuk mencapai sesuatu hal. Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi jangka pendek dan motivasi jangka panjang. Motivasi jangka pendek berupa keinginan hanya pada saat itu (sesaat). Sementara mtivasi jangka panjang dapat berupa keinginan mendapat nilai ujian yang baik. Yang kedua, perhatian pada pelajaran yang semakin memuncak, ini dapat disebabkan atau sangat tergantung pada pembimbing. Selanjutnya ada menerima dan mengingat, masa-masa ketika UTS masih belum pasti dilaksanakan atau tidak, di sini di asah lagi ingatan yang telah kita terima. Kemudian, reproduksi, dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerima dan mengingat informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima (reproduksi). Agar peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya dengan cara mengesankan, saya rasa pada masa-masa tengah menunggu kegundahan UTS atau tidak menurut saya adalah cara yang sangat mengesankan. Generalisasi, pada tahap ini, peserta didik mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain, ini juga benar-benar mengajarkan kami untuk dapat belajar dari situasi yang tidak biasa (kepastian UTS atau tidak adalah suatu kondisi yang tidak biasa). Terakhir, saya menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik (feed back), feed back yang saya dapat adalah dapat mengetahui seberapa jauh saya memahami apa yang diajarkan dan dapat memeriksa/menginstropeksi diri sendiri.

e.       UTS diselenggarakan dengan sistem seperti ini, menurut saya ini adalah termasuk ke dalam tujuan khusus dengan harapan dapat sesuai dengan ciri-ciri yang telah dipaparkan oleh Suprijanto, yakni adanya sasaran, menunjukkan perubahan perilaku yang spesifik, jelas dapat dicapai, didemonstrasikan, dan dapat diukur, harus dapat mengarahkan ke tujuan umum (kesehatan: fisik, mental, dan keamanan/keselamatan, anggota keluarga yang berguna, dan sebagainya), nah, untuk tujuan umun setelah melalui proses pembelajaran pada andragogi adalah agar lebih dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa. Lalu, biasanya dinyatakan dalam istilah pengetahuan, pengertian, kemampuan, keterampilan, minat atau rasa tertarik, penghargaan, idealisme, penerapan, dan kebiasaan. Pernyataan terakhir ini sangat menyentuh saya, karena jujur saja, entah sudah kesekian kali saya ujian seperti pada tidak biasanya, dan itu tetap menjadi salah satu yang menarik dan mengesankan.

f.   Upaya komitmen perkuliahan setelah UTS, tidak muluk-muluk untuk usaha agar tetap terjaganya komitmen setelah UTS, adalah membentuk kebiasaan yang positif. Membentuk dan mengakhiri suatu kebiasaan adalah salah satu hasil yang pendidikan orang dewasa yang sangat penting. Caranya adalah silahkan membaca point-point di bawah ini dengan seksama dan penuh perhatian.
-Temukan konsep kebiasaan baru yang ingin dikembangkan sejelas mungkin.
-Mulailah kebiasaan baru dengan kemauan yang kuat.
-Jangan biarkan pengecualian terjadi sampai kebiasaan baru tersebut benar-benar berakar.
-Latihlah kebiasaan baru itu pada setiap kesempatan, walaupun dalam keadaan sibuk, carilah kesempatan untuk berlatih.
-Latihan dengan selang waktu yang lama akan lebih baik daripada latihan secara intensif dalam waktu yang relatif singkat.
-Latihan hendaknya dilakukan sesempurna mungkin.
-Situasi dan kondisi hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga menyenangkan.
-Pembentukan kebiasaan baru hendaknya sebagai hasil dari dorongan dirinya sendiri, bukan dari orang lain.
 Kedelapan cara itulah yang menjadi upaya/usaha yang akan saya lakukan untuk selalu menjaga komitmen yang telah dibangun dari awal seiring berjalannya waktu.