Ini adalah Jawaban dari Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Andragogi semester 4 Fakultas Psikologi USU.
Mungkin dapat menginterpretasi sendiri bagaimana pertanyaan yang diberikan ^_^
Mungkin dapat menginterpretasi sendiri bagaimana pertanyaan yang diberikan ^_^
a. Keputusan
untuk memilih mata kuliah pilihan Andragogi menjadi salah satu mata kuliah di
semester empat (4) adalah Mata kuliah di
semester empat (4) hanya ditawarkan oleh departemen Pendidikan yaitu Andragogi
dan Paedagogi, kemudian departemen Perkembangan menawarkan mata kuliah pilihan
lansia, dan Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) dengan analisa jabatan.
Saya memutuskan untuk memilih mata kuliah yang diusulkan oleh departemen
Pendidikan, karena diantara ketiga tersebut psikologi pendidikan adalah salah
satu minat yang sudah terpelihara dari dalam diri jika dibandingkan dengan yang
lain. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam buku yang ditulis oleh Suprijanto
bahwa minat menjadi point dari prinsip hukum belajar pendidikan orang dewasa,
minat adalah keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam
kegiatan belajar. Penelitian telah membuktikan bahwa minat atau rasa tertarik,
keuletan, begitu juga dengan kegigihan, serta intensitas sangat berpengaruh
dalam meningkatkan keberhasilan belajar. Jikalau lah saya memilih sesuatu yang
tidak/belum menjadi minat, maka kemungkinan besar hasil belajar yang akan
dicapai tidak efektif. Selanjutnya alasan kedua mengapa memilih pilihan
Andragogi adalah karena saya yakin bahwa output yang akan saya dapat adalah
pendidikan nilai dan pendidikan moral. Menurut Winecoff (1998), pendidikan
nilai bertujuan membantu peserta didik menggali nilai yang ada melalui
pengujian yang diteliti sehingga kita dapat meningkatkan kualitas cara berpikir
dan perasaan. Pendidika moral bertujuan membantu peserta didik untuk lebih
bertanggung jawab, adil, dan matang dalam menilai orang lain. Menurut saya,
mata kuliah Andragogi adalah salah satu pendidikan efektif yang prosesnya
adalah membantu peserta didik meningkatkan dan menginternalisasi nilai dan
sikap yang secara sosial diterima dan secara moral matang. Pertanyaan
selanjutnya adalah mengapa lebih memilih Andragogi daripada Paedagogi, alasannya
adalah karena keinginan belajar, point ini merupakan hal yang sangat penting
yang dapat meningkatkan efektivitas belajar. Keinginan belajar dapat timbul
karena rasa tertarik yang mendalam terhadap sesuatu objek, atau mungkin dapat
disebabkan oleh adanya kebutuhan terhadap suatu pengetahuan atau keterampilan
tertentu, atau dapat tumbuh dari dorongan atau motivasi dari orang lain,
Andragogi menjadi salah satu dari banyak yang sangat menarik perhatian dan
membuat penasaran saya meningkat. Kalimat terakhir yang menjadi penutup jawaban
bagian (a) ini yakni saya mengetahui pengetahuan tentang keberhasilan dan
kegagalan ketika telah mengikuti proses pembelajaran. Seorang peserta dalam
pendidikan orang dewasa tidaka akan memperoleh kemajuan dalam proses belajarnya
kecuali jika ia mengetahui dalam hal apa saja ia berhasil dengan baik dan dalam
hal apa saja ia gagal.
b. Penjabaran kontrak kuliah berkaitan dengan
ketetapan hati dan pengertian terhadap tugas. Kontrak kuliah dipaparkan dan
disepakati bersama sebelum masa perkuliahan aktif, jadi bahasa tersiratnya kita
sebagai peserta belajar dapat memilih untuk lanjut atau tidak dalam proses
belajar ke depannya. Dalam hal ini saya sudah menetapkan hati hingga akhirnya
memilih melanjutkan proses tersebut. Ketetapan hati sangat menentukan, apakah
seseorang akan tetap melanjutkan aktivitasnya atau tidak sama sekali. Sedangkan
prasangka, kecurigaan, dan ketertutupan semuanya akan menghambat proses belajar
yang efektif. Seseorang peserta didik seharusnya mempunyai ketetapan hati,
yakni kesediaan untuk menerima ide-ide baru walaupun mungkin secara implisit
tidak ingin menerapkannya. Selanjutnya pengertian terhadap tugas, peserta didik
harus memperoleh penegrtian yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peserta belajar harus mengetahui apa
yang perlu dibaca, apa yang perlu dicatat, apa yang perlu dipelajari, apa yang
perlu dilatihkan, apa yang perlu didiskusikan, apa yang perlu dipraktikkan, apa
yang perlu diteliti, dan apa yang perlu dilakukan agar dipelajari.
c. Dinamika
kelas dan komitmen peserta mata kuliah, masalah ini dapat kita telesik dari
penjabaran buku Pendidikan Orang Dewasa tentang sikap. Sikap peserta belajar
dengan komitmen yang benar berusaha dibangun dan dijaga. Istilah sikap di sini
berarti perasaan seseorang terhadap orang lain, ide, lembaga, fakta, dan
lainnya. Program pendidikan pada umumnya mengembangkan sikap positif terhadap
hal yang baik menurut norma yang berlaku di masyarakat. Sebaliknya, mencoba
mengembangkan sikap negatif terhadap tindakan amoral, dan sebagainya. Sikap
tidak dapat diajarkan secara langsung
seperti fakta, namun biasanya diajarkan secra tidak langsung melalui
contoh, bacaan, dan kegiatan yang baik seperti yang telah dilakukan selama
proses pembelajaran kira-kira tiga bulan. Kemudian, menurut saya, dinamika dan
komitmen peserta selama mengikuti perkuliahan didapat dari adanya hukum
asosiasi. Belajar dengan menghubungkan ide atau fakta dengan ide atau fakta
lain cenderung dapat menghasilkan ingatan yang lebih permanen daripada apabila
tidak menghubungkannya. Belajar dengan menghubungkan tersebut adalah salah satu
ciri kelebihan orang dewasa dibandingkan anak-anak, sebab orang dewasa
mempunyai banyak stok ide atau informasi yang dapat menarik. Jadi, dinamika
yang sudah terbangun hingga sekarang adalah hukum asosiasi. Ciri penting hukum
asosiasi adalah bahwa ide atau pengalaman baru akan menimbulkan emosi, jika
dihubungkan dengan ide atau pengalaman yang nyata.
d. Masa
pengharapan UTS tetap berlangsung adalah menjadi tahap proses belajar, yaitu
semakin meningkatnya motivasi, yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan
untuk mencapai sesuatu hal. Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi jangka
pendek dan motivasi jangka panjang. Motivasi jangka pendek berupa keinginan
hanya pada saat itu (sesaat). Sementara mtivasi jangka panjang dapat berupa
keinginan mendapat nilai ujian yang baik. Yang kedua, perhatian pada pelajaran
yang semakin memuncak, ini dapat disebabkan atau sangat tergantung pada
pembimbing. Selanjutnya ada menerima dan mengingat, masa-masa ketika UTS masih
belum pasti dilaksanakan atau tidak, di sini di asah lagi ingatan yang telah
kita terima. Kemudian, reproduksi, dalam proses belajar, seseorang tidak hanya
harus menerima dan mengingat informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat
menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima (reproduksi). Agar peserta
didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya
dengan cara mengesankan, saya rasa pada masa-masa tengah menunggu kegundahan
UTS atau tidak menurut saya adalah cara yang sangat mengesankan. Generalisasi,
pada tahap ini, peserta didik mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di
tempat lain dan dalam ruang lingkup yang luas. Generalisasi juga dapat
diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi
yang lain, ini juga benar-benar mengajarkan kami untuk dapat belajar dari
situasi yang tidak biasa (kepastian UTS atau tidak adalah suatu kondisi yang
tidak biasa). Terakhir, saya menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan
balik (feed back), feed back yang saya dapat adalah dapat mengetahui seberapa
jauh saya memahami apa yang diajarkan dan dapat memeriksa/menginstropeksi diri
sendiri.
e.
UTS
diselenggarakan dengan sistem seperti ini, menurut saya ini adalah termasuk ke
dalam tujuan khusus dengan harapan dapat sesuai dengan ciri-ciri yang telah
dipaparkan oleh Suprijanto, yakni adanya sasaran, menunjukkan perubahan
perilaku yang spesifik, jelas dapat dicapai, didemonstrasikan, dan dapat
diukur, harus dapat mengarahkan ke tujuan umum (kesehatan: fisik, mental, dan
keamanan/keselamatan, anggota keluarga yang berguna, dan sebagainya), nah,
untuk tujuan umun setelah melalui proses pembelajaran pada andragogi adalah
agar lebih dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa. Lalu,
biasanya dinyatakan dalam istilah pengetahuan, pengertian, kemampuan,
keterampilan, minat atau rasa tertarik, penghargaan, idealisme, penerapan, dan
kebiasaan. Pernyataan terakhir ini sangat menyentuh saya, karena jujur saja,
entah sudah kesekian kali saya ujian seperti pada tidak biasanya, dan itu tetap
menjadi salah satu yang menarik dan mengesankan.
f. Upaya
komitmen perkuliahan setelah UTS, tidak muluk-muluk untuk usaha agar tetap
terjaganya komitmen setelah UTS, adalah membentuk kebiasaan yang positif. Membentuk
dan mengakhiri suatu kebiasaan adalah salah satu hasil yang pendidikan orang
dewasa yang sangat penting. Caranya adalah silahkan membaca point-point di
bawah ini dengan seksama dan penuh perhatian.
-Temukan konsep kebiasaan baru yang
ingin dikembangkan sejelas mungkin.
-Mulailah kebiasaan baru dengan kemauan
yang kuat.
-Jangan biarkan pengecualian terjadi
sampai kebiasaan baru tersebut benar-benar berakar.
-Latihlah kebiasaan baru itu pada setiap
kesempatan, walaupun dalam keadaan sibuk, carilah kesempatan untuk berlatih.
-Latihan dengan selang waktu yang lama
akan lebih baik daripada latihan secara intensif dalam waktu yang relatif
singkat.
-Latihan hendaknya dilakukan sesempurna
mungkin.
-Situasi dan kondisi hendaknya diatur
sedemikian rupa sehingga menyenangkan.
-Pembentukan kebiasaan baru hendaknya
sebagai hasil dari dorongan dirinya sendiri, bukan dari orang lain.
Kedelapan
cara itulah yang menjadi upaya/usaha yang akan saya lakukan untuk selalu
menjaga komitmen yang telah dibangun dari awal seiring berjalannya waktu.
0 comments:
Posting Komentar