Sosok
yang saya ingin ceritakan ini adalah seorang penyentuh hati yang handal,
penggenggam tangan tanpa tangan, penyejuk hati di setiap musim, pencinta
kesederhanaan, pengagung ketulusan, sehingga kesederhanaan dan ketulusan itu
lah yang menjadi alasan saya ingin menuliskan tentangnya dengan sederhana dan
tulus pula.
Baiklah,
tulisan yang akan Anda baca sampai habis ini (InsyaAllah) berhubungan dengan
pendekatan-pendekatan kreativitas, yaitu ada empat, yang kerap kali disebut
empat P.
§ *Person
(Pribadi)
§ * Press
(Dorongan)
§ *Process
(Proses)
§ *Product
(Produk)
Seseorang
yang dikatakan kreatif adalah ketika dia bersentuhan dengan keempat pendekatan
di atas. Jadi, menurut simpul saya makhluk yang akan saya ulas ini adalah salah
satu manusia kreatif. Saya menjadikan seorang Tere Liye sebagai orang yang
paling kreatif selama saya menginjakkan kaki di planet biru yang dilengkapi
oksigen dan gaya grativitasi ini.
~Pertama, ditilik dari
Personnya:
Kenalkah
kamu dengan Tere Liye? Penulis novel Hafalan Sholat Delisa? Salah satu novel
yang diusung untuk dijadikan sebuah hiburan visual sekaligus audio oleh
sutradara terkenal? Atau novel Bidadari-bidadari Surga, sudahkan pernah
membacanya? Novel yang menguras emosi positif serta banyak pembelajaran
implisit yang diterima seolah-olah secara eksplisit. Satu lagi novel yang sudah
difilmkan yaitu Semoga Bunda Disayang Allah, yang sungguh sangat menggerakkan
hati tanpa diperintah sekalipun. "Tere
Liye" merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa
India yang maknanya: “untukmu, untuk-Mu”. Tampaknya Tere Liye tidak ingin
dikenal oleh pembacanya. Hal itu terlihat pada sedikitnya informasi didapat
oleh pembaca melalui halaman "tentang penulis" yang terdapat pada
bagian belakang sebuah novel. Susah-susah mudah ketika mencari tahu tentang
Tere Liye. Pun ketika menanyakan pada om google, maka hasil pencarian yang akan
keluar adalah semua tentang India. Banyak yang mengira Tere Liye adalah
seorang perempuan. Tere Liye bukanlah seorang perempuan, tapi seorang laki-laki
yang tenar dengan nama Darwis Tere Liye. Entah apa nama lengkapnya, saya
sendiri belum menemukannya. Baru-baru akhir ini, saya menemukan profil Tere Liye
di goodreads.com yang bernama Darwis (saya hanya menyimpulkan sendiri).
Berikut sekilas profil Tere Liye :
Lahir pada
May 21, 1979 di Tandaraja (Palembang), Indonesia.
Jenis
kelamin : Pria
Sekolah :
-SDN 2 Kikim Timur Sumsel
-SDN 2 Kikim Timur Sumsel
-SMPN 2
Kikim Timur Sumsel
-SMUN 9
Bandar Lampung
-Fakultas
Ekonomi UI
Lahir dan besar di pedalaman Sumatera, anak ke-enam
dari tujuh bersaudara, dari keluarga petani. Tere Liye menikah dengan Ny.Riski
Amelia dan dikarunia seorang putra bernama Abdullah Pasai.
Dari
tulisan-tulisannya Tere Liye ingin membagi pemahaman bahwa sebenarnya hidup ini
tidaklah rumit seperti yang kerap kali dipikirkan oleh kabanyakan manusia.
Hidup adalah anugerah yang Kuasa dan karena hidup adalah anugerah berarti hidup
harus disyukuri.
“bekerja keras dan selalu merasa cukup,
mencintai berbuat baik dan selalu berbagi, senantiasa bersyukur serta berterima
kasih, maka Ia percaya bahwa kebahagiaan itu sudah berada di genggaman kita”.
Itulah sebaris kutipan yang penulis lontarkan,
terkesan bahwa ia menegaskan syukuri apapun yang kita punya, baik itu berupa
kekurangan maupun kelebihan.
Kesederhanaan dan ketulusan adalah temannya, justru
karena kesederhanaannya, setiap kita membaca lembaran demi lembaran novelnya,
kita serasa melihat di depan mata apa yang Tere Liye sedang sampaikan. Uniknya
kita tidak akan merasa digurui meskipun dari karya-karyanya itu tersimpan pesan
moral, islam serta sosial yang penting. Kesederhanaanlah yang mampu membuka
serta menggerakkan hati, dan kalau hati kita sudah terbuka dan tergerak maka
akan sangat mudah kita mengaplikasikan setiap pesan yang sampai.
~Bagian
kedua, ditinjau dari pendekatan Press:
Ada dua dorongan ketika manusia itu tergugah hatinya
untuk menciptakan sesuatu yang inovatif, kreatif, terbaru, dan bermanfaat,
yaitu dorongan internal dan eksternal. Menurut saya yang menjadi dorongan
internal sosok Tere Liye adalah keinginan beliau untuk menyebarkan pemahaman
bahwa HIDUP INI SEDERHANA melalui hasil karyanya. Semua novel Tere
Liye memiliki cerita yang unik dengan mengutamakan pengetahuan, moral, dan
agama. Penyampaiannya tentang keluarga, moral, Islam, dakwah pun sangat mengena
tanpa membuat pembacanya (saya) merasa digurui. Terlihat
tekad Bang Tere yang ingin membuat novel sederhana dan menyentuh yang telah
mendarat dengan sukses di setiap hati pembacanya (termasuk saya). Untuk faktor
eksternalnya, saya rasa Darwis Tere Liye, begitu nama facebooknya, memiliki Ibu yang sangat istimewa, istri yang sholeha,
terlihat pada novel-novelnya yang sangat menjunjung tinggi harga diri wanita,
menuangkan defenisi wanita itu sebagai hal yang begitu penting dalam hal
apapun. Kemudian, banyaknya asam garam yang telah beliau lalui, pengalaman
kuliah, ilmu yang didapat pada masa-masa setelah SMA, seperti yang menjadi
topik ataupun tema pada novel Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk,
yaitu tentang perekonomian dunia, ketika membacanya serasa menonton film
action. Lalu, juga yang menjadi dorongan eksternal ketika beliau menulis adalah
hobi-hobinya, yakni: fotographi, hiking, berpetualang, menjadi back packer atau
semacamnya. Jadi, semua yang menjadi setting maupun latar pada novel-novel Bang
Tere adalah tempat yang benar-benar telah dikunjunginya.
~Bagian ketiga, Process:
Prosesnya adalah ketika sang penulis ini mencoba untuk
menuangkan segala apa yang terpikirkan olehnya dengan tidak melupakan urgensi dari
manfaat setelah output dihasilkan. Sungguh tidak akan tertuliskan proses-proses
yang sudah dilalui oleh Tere Liye. Mungkin banyak pelajaran ataupun ujian
kehidupan yang telah diterima oleh Tere Liye, dilihat dari riwayat hidupnya,
beliau adalah anak ke-enam dari tujuh bersaudara, Ayahnya bekerja sebagai
petani Sumsel.
Menurut saya:
“Kita tidak
akan mahir dalam menulis (menceritakan kembali) sesuatu kejadian ketika kita
benar-benar tidak pernah merasakan hal yang ingin kita tulis tersebut”.
Jadi, tentu saja proses yang dilewati oleh penulis
dalam menciptakan sebuah karya novelnya adalah sesuatu yang pernah ia rasakan,
sehingga mahirlah ia dalam membahasakan ceritanya tersebut sehingga menjadi
sebuah novel penggugah.
~Terakhir,
yaitu Product:
Sudah 17 novel yang telah dibuat oleh beliau, novel
yang tak akan ada kata bosan ketika kita mulai membacanya. Inilah produk-produk
yang mampu menghipnotis saya dengan secepat kilat.
Berikut saya tulis karya-karya Tere Liye,
1.Hafalan Shalat Delisa
2.Moga Bunda Disayang Allah
3. Bidadari Surga
4. Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
5. Burlian
6. Pukat
7. Eliana
8. Amelia (rilis Oktober
2013)
9. Berjuta Rasanya
10. Sepotong Hati yg Baru
11. Sunset Bersama Rosie
12. Kisah Sang Penandai
13. Negeri Para Bedebah
14. Negeri Di Ujung Tanduk
15. Daun Yang Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin
16. Kau, Aku & Sepucuk
Angpau Merah
17. Ayahku Bukan Pembohong