Salah satu sumber stress adalah konflik. Konflik/masalah
dapat timbul ketika dua atau lebih tujuan tidak tercapai karena saling
mengganggu. Ada dua kata kunci yang digunakan dalam konflik ini, yakni approach (kita mendekati apa yang kita
inginkan) dan avoidance (kita
menghindari). Ada empat jenis dari konflik, yaitu:
1) Approach-approach
conflict
Pada konflik ini,
seseorang harus memilih satu dari antara dua pilihan yang positif yang keduamya
memiliki nilai yang sama. Misalnya, kemarin saat libur semester satu, tepatnya
bulan Januari akhir, yang lumrahnya ketika libur telah tiba,
mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari daerah atau kota lain akan pulang ke
tempat asal mereka masing-masing. Tetapi, pada waktu itu juga akan diadakan
rapat koordinasi MPMF bersama PEMA dan Dekanat. Rapat diadakan tanggal 30
Januari 2013, sedangkan ujian telah usai sejak 24 Januari 2013. Pilihan yang
sangat sulit buat saya, di satu sisi saya sudah tidak tahan lagi ingin berjumpa
dengan ibu saya, lalu di satu sisi, saya harus berkomitmen dengan organisasi
yang saya pilih sendiri. Pada saat itu benar-benar menyita pikiran saya,
menjadi masalah bagi saya sehingga menyebabkan sulit tidur, cemas, dan akhirnya
menimbulkan stress.
2) Avoidance-avoidance
conflict, pada
konflik ini seseorang harus memilih satu dari dua atau lebih pilihan yang
negatif.
3) Approach-avoidance
conflict, seseorang
yang mengalami konflik ini harus memilih salah satu dari dua pilihan yang jika
memilih yang positif maka hasil dampak yang negatif juga akan diperoleh.
Contohnya, Desember lalu saya diajak oleh teman saya untuk bekerja di salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang marketing.
MLM sering disebut-sebut, Multi Level
Marketing. Jadi, perusahaan ini “katanya” adalah perusahaan yang tepat
untuk mahasiswa yang ingin mengumpulkan uang dengan cepat dan tidak akan
mengganggu jadwal kuliah. Sebenarnya memang baik dan sangat positif ketika
mahasiswa sudah memikirkan masa depannya, tidak membuang-buang waktu dengan
percuma dan giat bekerja. Tetapi jika saya memilih untuk bergabung, maka dampak
negatif juga akan menimpa saya seperti: saya harus mengeluarkan uang saya
dengan jumlah yang tidak sedikit, kemudian saya harus merelakan waktu saya
untuk mencari orang-orang yang ingin menjadi bawahan saya, dan itu akan sangat
mengganggu waktu kuliah saya dan saya akan berharap untuk sesuatu yang tidak
pasti yang kemungkinannya sangat tipis.
4) Multiple
approach-avoidance conflict, pada
konflik ini, kedua pilihan masing-masing
akan memiliki dampak positif dan negatif.
Cara terbaik
mengatasi stress adalah effective coping dan ineffective coping. Di sini saya akan
membahas bagaimana effective coping
akan mengatasi stress. Effective coping adalah metode yang
efektif untuk mengatasi stress baik
menghapus sumber stress atau
mengontrol reaksi kita terhadap hal itu.
a)
Removing stress, menghapus stress dari kehidupan kita. Ketika saya bemasalah dengan teman
saya, saya akan menanyakan dan berdiskusi tentang masalah kita kepadanya. Semua
akan dikupas dengan tajam, dibicarakan dengan baik-baik, dengan kepala dingin,
saling memperbaiki diri masing-masing, kemudian mengatakan yang sebaiknya tidak
dilakukan oleh saya maupun teman saya tersebut. Dengan begini, masalah akan clear. Stress akan menurun atau hilang.
b)
Cognitive coping, penilaian ulang terhadap suatu
masalah yang mengakibatkan kita stress.
Mengacu pada perubahan dalam cara kita berpikir tentang masalah yang beteman
dengan kita. Sebagai contoh, ketika saya tidak menjuarai Olimpiade Sains
Nasional (OSN) Biologi untuk tingkat SMA. Saya tidak merasa berkecil hati dan
putus asa, walaupun saya hanya mendapatkan peringkat kedelapan. Saya berpikir
bahwa kerja keras saya yang kurang untuk ajang itu, mungkin saya harus lebih
banyak menyisakan waktu saya untuk fokus belajar, mengurang waktu tidur saya,
lebih banyak berdoa. Saya berpikir, mungkin rencana Tuhan akan indah pada saat
yang ditentukan nantinya, dan tidak pada saat saya mengikuti olimpiade tersebut.
Dengan begitu saya akan mengurangi resiko stress
yang akan melanda saya ketika impian saya tidak terwujud.
c)
Managing Stress Reactions, mengelola reaksi psikologis dan
fisiologis kita ketika menghadapi stress.
Ketika saya memutuskan untuk sendiri, tidak ada teman dekat yang tidak biasa,
tidak ada hubungan yang spesial dengan lawan jenis. Jujur pada saat itu saya
sedikit mengalami masalah, dan itu adalah suatu keadaan yang menekan atau
mengganggu saya. Tetapi, saya tidak
ingin berlarut-larut dalam masalah yang tidak jelas dan tidak penting. Untuk
mengatasi stress itu, saya memilih
untuk berkontribusi pada organisasi-organisasi yang ada di kampus. Lebih dekat
dengan Tuhan, dan tidak jarang saya menghabiskan waktu saya untuk memasak,
membaca buku atau novel. Dengan kata lain saya mencari kesibukan saya,
menyenangkan saya dengan hobi saya untuk mengatasi stress yang saya alami itu.
0 comments:
Posting Komentar