1.
Freud’s Instinct Theory
Freud mengatakan
bahwa manusia sejak lahir telah memiliki naluri/insting agresif yang kuat.
Naluri/insting ini menuntut kita dalam pemenuhannya. Kuncinya adalah
menahannya, dan mencari jalan yang lebih baik, seperti, catharsis, yaitu proses melepaskan naluri kita. Misalnya saja
seperi ini, Tono sedang marah kepada Tini, karena Tini kemarin merusak bukunya
Tono yang telah dipinjam seminggu lamanya. Sebenarnya Tono sangat ingin
meluapkan semua emosinya dengan cara menyakiti Tini, tetapi ia lebih memilih
menahannya. Setelah kejadian itu, Tono langsung menonton film yang berbau
kekerasan atau kekejaman.
2.
Frustrations-Aggression Theory
Agresi terjadi karena
adanya hambatan/dihambatnya seseorang dalam mencapai keinginannya atau
tujuannya. Dengan kata lain, frustrasi dapat merubah menjadi agresi. Contohnya,
Tono saat ini sangat ingin mengajak Tini membeli buku di toko buku yang jauh
dari rumah mereka berdua. Namun, Tini bersikeras dalam menolak ajakan Tono,
karena jarak antara toko buku dengan rumah mereka tidak dekat sama sekali, dan
Tini juga sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Tono pun tetap bersikukuh untuk
mengajak Tini, dengan sedikit memaksa. Jangan kira Tini akan bersedia
menemaninya. Karena keinginan Tono tidak terpenuhi, akhirnya ia frustrasi dan
berubah menjadi agresi. Tono memarahi Tini dengan sumpah serapah, Tini merasa
sakit telah diperbuat sedemikian rupa.
3.
Social Learning Theory
Agresi merupakan
perilaku sosial yang telah dipelajari, melalui:
·
Reinforcement
·
Modeling
·
Vicarious reinforcement
Kita mengambil
studi kasus seperti ini, kamarin malam Tono baru saja menonton pertandingan
tinju antara Muhammad Ali dengan Chris Jhon. Pertandingan tersebut berlangsung
sangat panas dan seru. Dia seolah-olah terjun langsung dalam pertandingan
tersebut, hingga tidurpun ia masih terbawa mimpi tentang hal itu. Keesokan
harinya di sekolah, ternyata Tono masih mengingat lekat-lekat pertandingan
malam itu, tanpa sadar dia mempraktekkan jurus terhandalnya yang melesat dan
menancap di wajah Tini.
4.
Teori Kognitif Agresi
Teori ini membahas
tentang lebih dalam mengapa sering terjadi perang dewasa ini. Misalya, Eidelson
menganggap ada 5 keyakinan bahwa terjadinya perang yaitu: keunggulan, korban
ketidakadilan, kerentanan, ketidakpercayaan, dan ketidakberdayaan. Seperti ini,
banyak Negara-negara adi kuasa dengan sembarangan ingin menjajah secara tidak
langsung negara-negara yang lemah dan masih dalam tahap negara yang sedang
berkembang, yang mengakibatkan perang. Itu terjadi karena adanya perasaan
keunggulan pada negara yang ingin memerangi, dan perasaan menjadi korban
ketidakadilan, kerentanan, ketidakpercayaan, dan ketidakberdayaan pada negara
yang diperangi. Sebut saja, Israel dengan Palestina.
0 comments:
Posting Komentar