Jumat, 12 April 2013 By: Muthia Audina

~``TIPOLOGI KEPRIBADIAN CATTELL``~




A.      Sejarah Raymond Bernard Cattell
Cattell lahir di kota Staffordshire, Inggris pada tahun 1905 dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia senang berkompetisi dengan abangnya yang memiliki intelektual di bawah intelektual Cattell, tapi berkepribadian yang kuat. Ketika Cattel berusia 9 tahun, sedang terjadi Perang Dunia I di Inggris. Sebuah gedung di dekat rumahnya dialihfungsikan menjadi rumah sakit. Ia melihat banyak kereta muatan yang mengangkut tentara cedera yang kembali dari medan perang. Hal tersebut menyadarkannya bahwa “betapa singkatnya hidup dan kebutuhan untuk menyempurnakannya selagi bisa.”
Pada usia 16 tahun, Cattell melanjutkan pendidikannya di University of London dan mengambil jurusan fisika dan kimia. Namun dia menyadari bahwa ilmu fisika dan kimia yang ia miliki tidak dapat membantunya dalam memecahkan masalah sosial. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang human mind, di University of London dan mengambil jurusan Psikologi. Pada tahun 1929, Cattell menyelesaikan program Phd nya dan berkerja sama dengan psikolog dan ahli statistik ternama, Charles E. Spearman. Saat itu, Spearman telah menggunakan analisis faktor untuk mengukur kemampuan mental, dan Cattell memutuskan untuk menggunakan medote tersebut untuk struktur kepribadian.
Pada tahun 1937, E. L. Thorndike mengundang Cattell untuk bergabung dalam penelitiannya di Columbia University di New York. Lalu, pada tahun 1941, Cattell menjadi dosen di Harvard University. Di sana, Cattell bertemu dengan Gordon Allport, Henry Murray, dan William Sheldon, yang mengembangkan teori kepribadian dan bentuk tubuh. Pada tahun 1973, Cattell pensiun dan membangun Institute for Research on Morality and Adjustment di Boulder, Colorado. Cattell telah menulis lebih dari 500 artikel dan lebih dari 43 buku.  Cattell wafat pada usia ke 92, sekitar tahun 1998 di Honolulu, Hawaii.

B.       Defenisi Kepribadian
Menurut Cattell, kepribadian adalah suatu yang dapat memberikan prediksi tentang apa yang akan dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Teori kepribadian Cattel fokus mempelajari kepribadian manusia bukan mengubah atau “mengobati”. Menurutnya, kita tidak dapat mengubah suatu kepribadian sebelum memahami kepribadian tersebut, dan dalam memahami kepribadian seseorang, kita terlebih dahulu memahami traits atau sifat-sifatnya .

C.       Struktur Kepribadian
Cattel memandang kepribadian sebagai kompleksitas dari struktur berbagai kategori traits. Traits disini dimaksudkan pada struktur mental yang terlihat dan konsisten dari suatu perilaku, muncul dalam berbagai aspek baik segi struktural maupun dinamika dari kepribadian. Melalui analisis faktor, Cattell mengklasifikasikan traits dalam beberapa kategori.
   1.    Common Traits and Unique Traits
Common trait adalah suatu sifat atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang tapi berbeda dalam tingkatannya. Setiap orang memiliki trait ini, tapi dengan tingkatan-tingkatan berbeda satu sama lain. Contoh dari common trait yaitu kemampuan bersosialisasi, intelegensi dan lain lain. Setiap orang memiliki intelegensi namun setiap orang berbeda tingkatannya.
Unique trait merupakan karakter yang dimiliki oleh individu dalam jumlah kecil yang menimbulkan keunikan dan membedakan individu satu dengan yang lain.  Unique traits lebih kepada ketertarikan individu terhadap sesuatu. Contohnya sebagian individu tertarik pada olahraga basket, sebagian berenang, sebagian lebih tertarik pada seni dan sebagainya.
   2.    Surface Traits and Source Traits
Surface traits merupakan karakter kepribadian yang terdiri dari bagian-bagian dan kurang stabil. Misalnya, kita dapat menyimpulkan trait cheerfulness pada seorang wanita yang senang menyemangati, membuat nyaman orang lain dan tidak mempermasalahkan kesalahan kecil. Surface traits ini umumnya menunjukkan ganungan antara pengaruh biologis dan lingkungan.
Sedangkan source traits merupakan salah satu unit atau struktur dari trait yang memengaruhi setiap perilaku individu yang cenderung stabil. Source traits  merupakan trait yang penting karena source traits merupakan unit dari karakter-karakter yang membangun surface traits. Berdasarkan asalnya, source trait dapat diklasifikasikan lagi menjadi :
·      Constitutional traits ; karakter yang disebabkan oleh kondisi biologis. Misalnya seorang yang mabuk dapat berperilaku ceroboh, berbicara ngawur, dll
·      Environment-mold traits ; karakter yang didapatkan karena faktor lingkungan  melalui proses pembelajaran. Misalnya, anak yang dididik dengan sistem demokrasi berbeda prilakunya dengan anak yang dididik dengan cara otoriter. 
   3.    Ability Traits, Temperament Traits, and Dynamic Traits
Ability traits yaitu sifat penentu kemampuan seseorang bekerja untuk meraih suatu hal. Intelligence merupakan contoh dari ability traits ini. Dengan tingkat intelegensi seseorang kita dapat memperkirakan seberapa mampu seseorang itu mencapai tujuannya.Yang disebut dengan temperament traits yaitu sifat yang menggambarkan emosi seseorang secara umum. Sifat ini meliputi cara individu bertingkah laku dan merespon suatu situasi. Misalnya, ketenangan, kegugupan, santai, keberanian, dll. Dynamic traits merupakan sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang yang berperan dalam emosi, keinginan, atau ketertarikan seseorang dalam mencapai sesuatu.

D.      Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian adalah proses yang menyebabkan atau memotivasi munculnya suatu perilaku tertentu. Menurut Cattell, ada tiga dinamika kepribadian yang mendasar, yaitu : Erg, Sentiment, dan Attitudes. Ketiganya saling berhubungan yang disebut dengan Subsidiation .
1.    Erg

Erg berasal dari kata Yunani “ergon” yang berarti energi atau usaha. Menurut Cattell, suatu perilaku muncul karena adanya dorongan, motivasi ,energi  atau insting dari dalam diri yang disebut erg ini. Erg ini juga yang mengarahkan diri kita pada pencapain tujuan hidup tertentu. Erg sudah ada sejak manusia lahir dan terdiri dari kognitif, afektif, dan conative. Menurut Cattell (Cattell dan Child, 1975), ada 11 erg dalam diri manusia, yaitu:
·      Anger (kemarahan)
·      Appeal (ketertarikan)
·      Curiosity (rasa penasaran)
·      Disgust (perasaan jijik)
·      Gregariousness (kemampuan bersosialisasi)
·      Hunger (rasa lapar)
·      Protection (perlindungan)
·      Security (keamanan)
·      Self-assertion (penonjolan diri)
·      Self-submission (penyerahan diri)
·      Sex (seks)



 

2.    Sentiment
Menurut Cattell, sentiment adalah proses dimana  munculnya sebuah prilaku dikarenakan motivasi, energi, atau dorongan yang berasal dari luar diri kita (lingkungan), baik interaksi sosial atau lingkungan fisik. Contohnya seperti karier, agama, pasangan hidup, dll. Sentiment ini diperoleh dari hasil belajar dan dapat hilang sewaktu-waktu.
3.    Attitudes
Menurut Cattell, attitudes adalah ketertarikan, emosi dan perilaku seorang individu terhadap suatu objek tertentu. Contohnya : Budi sangat suka mempelajari musik.  Ketertarikan dan emosi ditunjukkan dengan “sangat suka” ; perilaku ditunjukkan “mempelajari” dan objek tertentu adalah “music”. Attitudes adalah sesuatu yang tampak, dimana erg, sentiment dan hubungan keduanya hanya dapat dilihat dari attitudes. Attitudes ini tidak harus diekspresikan secara verbal, tetapi dapat diukur dengan berbagai metode lain.
4.    Subsidiation
Cattell menyatakan bahwa antara erg, sentiment dan attitude saling berhubungan oleh rantai subsidiation yang juga disebut The Dynamic Lattice. Konsep ini menyatakan elemen kepribadian tertentu dianggap tidak begitu penting oleh elemen lainnya.

E.       Perkembangan Kepribadian
Cattel mengajukan enam tahap dalam perkembangan kepribadian sepanjang rentang kehidupan.
  1.    Infancy (tahap bayi 0-6 tahun)
Tahap ini adalah periode utama dalam perkembangan kepribadian seseorang. Anak-anak dipengaruhi keluarga dan pengalaman dalam toilet training. Sikap sosial berkembang bersamaan dengan ego dan superego. Cattel bukanlah pengikut Freud tetapi dia setuju bahwa kehidupan awal sangat krusial dalam pembentukan kepribadian seseorang, dan konflik antara oral dan anal bisa memengaruhi kepribadian seseorang.
  2.    Childhood (tahap kanak-kanak 6-14 tahun)
Antara umur 6 sampai 14 tahun, terdapay beberapa masalah psikologis dalam pembentukan kepribadian. Dalam tahap ini muncul kemandirian terhadap orang tua dan mampu mengenal anak sebayanya  Tahap ini disebut periode konsolidasi karena masalah psikologisnya hanya sedikit dan tidak sekritis pada tahap bayi.
   3.    Adolescence (tahap remaja 14-23)
Gangguan suasana hati dan kenakalan banyak bermunculan pada tahap ini. Konflik seputar seks, kemandirian dan indentitas diri mulai muncul.
  4.    Maturity (tahap dewasa 23-50 tahun)
Pada tahap ini seseorang produktif, bahagia dan sibuk menikmati hidupnya seperti pekerjaan, pernikahan dan keharmonisan keluarga. Kepribadian menjadi lebih fleksibel dibandingkan tahap-tahap sebelumnya dan juga kestabilan emosi meningkat. Cattel juga menemukan bahwa terdapat perubahan yang sedikit dalam minat dan sikap.
  5.    Late maturity (tahap dewasa akhir 50-60 tahun)
Terdapat perubahan perkembangan kepribadian sebagai respon terhadap fisik, sosial, dan perubahan psikologis. Kesehatan, semangat dan daya tarik pribadi sudah menurun. Akhir kehidupan mulai dipikirkan. Pada tahap ini individu mulai  menguji nilai-nilai yang terdapat dalam diri mereka dan mencari jati diri yang baru.
   6.    Old age (tahap tua 70-mati)
Pada tahap terakhir, penyusuaian terhadap kehilangan (meninggalnya pasangan hidup, ke nalan; hilangnya pekerjaan; hilangnya status social, dan perasaan kesepian yang mendalam) tejadi. Pada masa ini juga,orang-orang sering membicarakan kembali masa-masa yang telah dilaluinya dan pola pikir individu pada masa ini sering terlihat sebagai masa kanak-kanak.

F.       Psikopatologi
Psikopatologi adalah ilmu tentang gangguan mental, keadaan mental yang berbahaya dan abnormal. Psikologi abnormal istilah lebih familiar digunakan  pada non-medis bidang psikologi. Cattell mengemukakan dua bentuk psikopatologi, yaitu:
1.      Ketidakseimbangan fungsi faktor umum: faktor-faktor umum yang telah dikemukakan sebelumnya pada The 16 PF Questionnaire berjalan tidak seharusnya. Misalnya, jika factor A tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan menghasilkan  manic depressive, yaitu kondisi mood yang dapat berubah secara ekstrim dan tidak menentu.
2.      Sifat patologis sebagai factor terpisah ciri-cirinya tidak termasuk di dalam factor umum pada The 16PF Questionnaire. 7 ciri yang diawali huruf  D merupakan ciri abnormalitas yang dicirikan sebagai depresi.
Berikut merupakan gangguan mental yang telah dibedakan oleh Cattell:
·      D1
Low Hypocondriasis
= Senang, pikiran baik dengan bekerja , tidak menemukan sakit yang berbahaya
·         D2
Zestfulness= Puas dengan kehidupan dan sekitarnya, tidak memiliki keinginan kematian
Suicidal Disgust= Benci dengan kehidupan, pikiran kacau, dan tindakan menghancurkan diri
·         D3               
High Brooding Discontent= Mencari kegembiraan, mengambil risiko, mencoba hal baru
Low Brooding Discontent = Menghindari hal hal yang berbahaya dan petualang, membutuhkan sedikit kesenangan
·         D4   
Low Anxious Depression= Tenang dalam keadaan darurat, peduli dengan sekitar,  sigap   
High Anxious Depression= memiliki mimpi yang mengganggu, ceroboh dalam menangani hal, tegang, mudah marah
·         D5   
High Energy Euphoria= Menunjukkan semangat dalam bekerja, energik, tidur nyenyak     
Low Energy Euphoria = kelelahan, kekhawatiran, tidak bersemangat menghadapi masalah
                       
·         D6   
Low Guilt and Resenrment= Tidak merasa bersalah, bisa tidur, tidak peduli apa yang tersisa
High Guilt and Resenrment= Memiliki perasaan bersalah, menyalahkan diri atas segala hal, kritis pada diri sendiri
·         D7               
Low Bored Depression= Santai, perhatian, ceria dengan orang        
High Bored Depression = Menghindari kontak dan keterlibatan dengan orang-orang, mencari isolasi, menunjukkan rasa tidak nyaman dengan orang.
·         Pa    
Low Paranoia= Percaya, tidak merasa cemburu atau iri hati
High Paranoia= Mempercayai bahwa ia dimata-matai, diperhatikan, dianiaya
·         Pp   
Low Psychopathic Deviation= Menghindari keterlibatan dalam tindakan ilegal atau melanggar aturan, sensitif
HighPsychopathic Deviation = Merasa tidak butuh bantuan, suka melanggar aturan, tidak merasa bersalah
·         Sc    
Low Schizophrenia = Realistis terhadap diri sendiri, memiliki kestabilan emosi      
High Schizophrenia= Salah mempersepsikan sensasi yang diterima indera, menyendiri
·         As   
High Psychasthenia= melakukan kegiatan yang sama berulang-ulang, tidak dapat mempertahankan dirinya untuk berada dalam keadaan normal             
·         Ps    
Low General Psychosis= Percaya diri, mandiri
High General Psychosis = Merasa dirinya lemah, tidak berguna

G.      Isu-isu Penting dalam Psikologi Kepribadian
Menurut Cattell, konsistensi dan adanya aturan sangat mempengaruhi cara kita meramalkan serta kemudian menggambarkan bagaiman perilaku seseorang dapat terjadi. Tanpa adanya konsistesi dan keteraturan akan sulit bagi kita untuk memperkirakan munculnya sebuah perilaku.
1.    Past and Present
Bagi Cattell, antara Past and Present sama-sama kuat dalam mempengaruhi kepribadian seseorang. Menurutnya akan mudah memperkirakan perilaku seseorang apabila telah bersama dalam waktu yang cukup lama (past) dan bersifat konsisten. Namun perilaku yang terjadi secara spontanitas sangat mungkin akan muncul. Oleh sebab itu, Cattell memutuskan bahwa antara Past and Present sama kedudukannya.
2.    Freewill and Determinism
Determinism adalah kemampuan individu dalam mengontrol perilakunya sendiri dan memahami motivasi dibalik perilaku tersebut. Sebaliknya, freewill  adalah perilaku individu yang didasarkan keinginan yang tidak dapat terkontrol oleh dirinya sendiri. Menurut Cattell, seorang individu mampu mengontrol perilakunya sendiri (determinism), dan keberadaan freewill sangat kecil kemungkinannya untuk mempengaruhi pembentukan pribadi seseorang.
3.      Nature and Nurture
Cattel memberi perhatian besar terhadap pengaruh relatif dari keturunan dan lingkungan dalam membentuk kepribadian. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa untuk beberapa traits, factor keturunan berperan penting dalam hal ini. Cattel menyimpulkan sepertiga dari kepribadian didasari oleh genetika dan dua per tiganya ditentukan oleh factor social dan pengaruh lingkungan.
4.    Uniqueness and universality
Bagi Cattell setiap individu memiliki ciri khas atau keunikannya masing-masing, yang membedakan satu individu dengan individu lainnya. Namun keunikan-keunikan ini umum adanya, karena setiap manusia memiliki setiap keunikannya, meskipun keunikan yang dimiliki masing-masing berbeda. Karena itulah Cattell memutuskan bahwa kedudukan antara Uniqueness and universality adalah sama dalam pembentukan pribadi individu.
5.    Equilibrium and Growth
Menurut Cattel Equilibrium and Growth adalah sama dan seimbang. Karena baginya setiap perilaku individu terjadi atas dasar ingin menjaga keseimbangan dalam hidupnya agar berjalan sebagaimana mestinya. Namun disamping itu, individu memilki keinginan dan motivasi yang sama kuatnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam hidup mereka.
6.    Optimism and Pessimism
Berdasarkan pengalamannya Cattel berpendapat bahwa setiap manusia dibekali dengan sifat optimism. Sebab dimasa kecilnya Cattell sangat optimis bahwa kita sebagai manusia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Ia mempresiksi bahwa individu akan mendapat pengetahuan yang lebih baik dalam mengontrol lingkungan.

H.      Assessment and Research
1.      Assessment
Pengukuran kepribadian oleh Cattel menggunakan tiga teknik, yaitu : .L-data (life records), Q-data (questionnaires) dan T-data (test). Teknik L-data berupa pengamatan tentang perilaku subjek tertentu di  kehidupan nyata. Hal yang penting yaitu L-data meliputi perilaku yang dapat diamati dan berlangsung di lingkungan nyata. Contoh: pengamat merekam konsistensi bekerja di kantor, kestabilan emosi pemain di lapangan sepak bola , dan sebagainya.
Teknik Q-data diperoleh dari kuesioner. Jika pada L-data, pengamat yang menilai subjek yang diteliti, maka untuk teknik Q-data, subjek yang menilai dirinya sendiri melalui kuisioner. Teknik ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu : 1. Seseorang yang kurang mengenal dirinya sendiri tidak akan mengisi kuisioner sesuai kepribadian aslinya. 2. Seseorang yang mengenal dirinya dengan baik tidak akan mau menuliskan yang tidak baik. Oleh karena itu, hasil kuisioner dianggap belum tentu benar.
Teknik T-data melibatkan penggunaan tes objektif, di mana seseorang merespon tanpa mengetahui perilaku apa yang sedang dievaluasi. Tes ini menghindari kekurangan Q-data dengan menyulitkan subjek untuk mengetahui  tes apa yang sedang  diukur. Jika subjek tidak mengetahui hal apa yang sedang diukur, maka subjek tidak akan bisa menyembunyikan sifat asli orang tersebut. Misalnya, jika anda ditunjukkan pada sebuah inkblot , Anda tidak bisa memprediksi apakah interpretasi respons anda mengungkapkan bahwa anda seseorang yang mudah bergaul atau pemalu, gelisah atau tenang. Cettell menyebut tes ini seperti Rorschach, tes apersepsi tematik, dan tes uji asosiasi yang bersifat objektif.

Tes PF 16
Tes yang paling dikenal adalah PF 16 yang didasarkan dari 16 sifat sumber utama. Tes ini ditujukan pada orang-orang yang berusia 16 tahun atau lebih dan hasil skornya berasal dari 16 skala. Tes ini bersifat objektif dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian dengan tujuan penelitian, diagnosis klinis,dan prediksi kesuksesan.
HIGH SCORE
FACTOR
LOW SCORE
Outgoing
Warmth
A
Affectia-Sizia
Easy-going
More intelligent,
abstract-thinking
Reasoning
B
Intelligence
Less intelligent,
concrete-thinking
Stable, adaptive, mature
Emotional Stability
C
Ego Strength
Emotional, affected by feelings,  easily upset
Assertive, competitive, bossy, forceful
Dominance
E
Dominance-Submisiveness
Cooperative, humble, obedient, avoid conflicts
Happy-go-lucky,
cheerful, enthusiastic
Liveliness
F
Surgency-Desurgency
Serious, sober, introspective
Conscientious, moralistic
Rule-consciousness
G
Superego strength
Disregards rules,
self-indulgent
Bold, venturesome, uninhibited
Social Boldness
H
Parmia-Threctia
Shy, intimidated
Tenderminded, sensitive, intuitive
Sensitivity
I
Premsia-Harria
Toughminded, utilitarian, unsentimental
Suspicious, distrustful, vigilant
Vigilance
L
Protension-Alaxia
Trusting, unsuspecting, accepting
Imaginative
Abstractedness
M
Autia-Fraxernia
Practical
Private, shrewd
Privateness
N
Shrewdness-Artlessness
Forthright, naïve
Apprehensive, worried, guilt-prone, insecure
Apprehension
O
Guilt proneness-Assurance
Placid, secure, free of guilt
Experimenting
Opennes to change
Q1
Radicalism-Conservatism
Traditional
Self-sufficient, individualistic
Self-Reliance
Q2
Self-sufficiency-Group adherence
Group-oriented
Perfectionist
Perfectionism
Q3
Self-concept-Low integration
Casual, tolerate
Tense
Tension
Q4
Ergic Tension
Relaxed

2.      Research
Cattel membagi tiga cara untuk mempelajari kepribadian, yaitu: pendekatan variate, clinical, dan multivariate. Pendekatan bivariat adalah metode standar dimana psikolog  memanipulasi variabel independen untuk menentukan adanya efek pada perilaku subjek. Pendekatan ini  juga bisa disebut univariate, karena hanya satu variabel yang diteliti pada suatu waktu. Pada kenyataannya, kepribadian itu dipengaruhi oleh banyak variable. Ini membuat Cattell berpendapat bahwa hal ini hanya memiliki aspek terbatas pada kepribadian
Pendekatan clinical, meliputi studi kasus, analisis mimpi, asosiasi bebas, dan teknik yang sama, sangat subjektif,oleh karena itu, tidak menghasilkan data diverifikasi dan terukur.
Pendekatan multivariate, Cattell memilih pendekatan ini karena menghasilkan data yang sangat  spesifik. Cattel membagi dua bentuk analisis faktor, yaitu: teknik R dan teknik P. Teknik R melibatkan pengumpulan sejumlah besar data dari kelompok yang diteliti. Trait ditentukan dari korelasi antar semua nilai. 

DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers
Hall, Calvin, Gardner Lindzey, Jhon C. Loehlin, dan Martin Manosevitz. 1985. Introduction to Theories of Personality. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Shultz, Duane P., dan Sydney Ellen Shultz. 2005. Theories of Personality. 8th. Amerika: Wadsworth
Pervin, Lawrence, Daniel Cervone, dan Oliver P. John. 2005. Personality Theory and Research. 9th. Amerika: John Wiley & Sons, Inc.

Sumber Lain:
http://psikologio-debri.blogspot.com/2012/01/cattell.html#!/2012/01/cattell.html

1 comments:

Unknown mengatakan...

ijin copy gan. terimakasih...

Posting Komentar