Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk
kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati
manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang
lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya
Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan
bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke
jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu
liar
Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi
penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang
bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan
rumah tangga. Karena itu, seorang pria sholeh tidak asal dapat dalam memilih
wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.
Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa
cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di
bawah ini:
❥ Karena akidahnya yang Shahih
Keluarga adalah salah satu benteng akidah. Sebagai benteng
akidah, keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh,
maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat
dunia- akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga
kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri sholehah yang berakidah shahih
serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin
umat generasi mendatang
Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah
kamu menikahi wanita- wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik
hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang- orang musyrik (dengan wanita- wanita
mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari
orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang
Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin- Nya. Dan Allah menerangkan
ayat- ayat- Nya (perintah- perintah- Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran” (Al-Baqarah: 221)
❥Karena paham agama dan mengamalkannya
Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita.
Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak
sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah
yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan
agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki sholeh.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda, Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita
sholehah), kamu akan beruntung. (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam juga menegaskan,
Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang
sholehah. (HR. Muslim, Ibnu Majah, dan An- Nasa’i)
Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai
wanita sholehah... ^_^
❥ Dari keturunan yang baik
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam mewanti-wanti kaum
lelaki yang sholeh untuk tidak asal menikahi wanita. Jauhilah rumput hijau
sampah! Mereka bertanya, Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah? Nabi
menjawab, Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk. (HR.
Daruquthni, Askari, dan Ibnu Adi)
Karena itu Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam memberi
tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri.
Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga
yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. Pilihlah yang
terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan
(wanita- wanita) dan nikahilah (wanita- wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang
sepadan), kata Rasulullah. (HR. Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi)
Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu,
karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman- pamannya, begitu perintah
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam lagi. Nikahilah di dalam kamar yang
sholeh, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak. (HR.
Ibnu Adi)
Karena itu, Utsman bin Abi Al- Ash Ats- Tsaqafi menasihati
anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek.
Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah
seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang
sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.
❥ Masih gadis
Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya
sifat- sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan
bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan
dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi
dengan orang lain, kecuali suaminya
Karena itu, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam
menganjurkan menikah dengan gadis. Hendaklah kalian menikah dengan gadis,
karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih
sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit, begitu sabda Rasulullah
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.
Tentang hal ini Aisyah pernah menanyakan langsung ke
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam. Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu
jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum
pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah
engkau akan gembalai ontamu? Nabi menjawab, pada yang belum pernah digembalai.
Lalu Aisyah berkata, Itulah aku.
Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan
mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi
janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus
seorang sahabat bernama Jabir.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam sepulang dari Perang
Dzat al-Riqa bertanya pada Jabir, Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah? Jabir
menjawab, Sudah, ya Rasulullah. Beliau bertanya, Janda atau perawan? Jabir
menjawab, Janda. Beliau bersabda, Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling
mesra bersamanya? Jabir menjawab, Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah
gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku
menikahi wanita yang dapat mengurus mereka. Nabi bersabda, Engkau benar,
InsyaAllah... ^_^
❥ Sehat jasmani dan penyayang
Sahabat Maqal bin Yasar berkata, Seorang lelaki datang
menghadap Nabi shalallahu’alaihi wa sallam seraya berkata, sesungguhnya aku
mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan.
Apa sebaiknya aku menikahinya? Beliau menjawab, Jangan. Selanjutnya ia pun
menghadap Nabi shalallahu’alaihi wa sallam untuk kedua kalinya, dan ternyata
Nabi tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi
shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, Nikahilah wanita yang banyak anak, karena
sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat
lain. (HR. Abu Dawud dan An- Nasa’i)
Karena itu, Rasulullah menegaskan, Nikahilah wanita-wanita
yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya
kalian dari umat lain. (HR. Abu Daud dan An- Nasa’i)
❥ Berakhlak mulia
Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Mulk mengutip
perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas
ayahnya, Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang
sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang
wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai
mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik
dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.
❥ Lemah-lembut
Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Aisyah radhiyallahu
’anha bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, Wahai Aisyah,
bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki
kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat
lembah lembut ini. Dalam riwayat lain disebutkan, Jika Allah menghendaki suatu
kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke
dalam diri mereka.
❥ Menyejukkan pandangan
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, Tidakkah
mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang
wanita? (Yaitu) wanita sholehah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya
menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya
ia menjaga diri dan harta suaminya. (HR.Abu daud dan An-Nasa’i)
Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar
cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap
suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada
ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya
kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap
suaminya, begitu kata Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam lagi
Maka tak heran jika Asma binti Kharijah mewasiatkan beberapa
hal kepada putrinya yang hendak menikah. Engkau akan keluar dari kehidupan yang
di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di
mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah
kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti
tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu
di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba
bagimu
Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa
melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia
melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya.
Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kamu menilainya
kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya
kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan
pandangan yang menyejukkan.
❥ Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban
Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai
seorang lelaki sholeh adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan
yang Allah tetapkan dalam Al- Qur’an, tetapi juga qanaah dalam menerima
pemberian suami. Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan
bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia ta’at
bila engkau menyuruhnya. Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di
depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, Jangan engkau mencari
nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi
kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.
Kata Rasulullah, Istri yang paling berkah adalah yang paling
sedikit biayanya. (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari Aisyah radhiyallahu ’anha)
Tapi, Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai
kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran, begitu firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri
sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah
kepada para suami, Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang
kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan. (QS. At-Thalaq:
6)
❥ Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa
Istri yang sholehah adalah harta simpanan yang sesungguhnya
yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi
meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, Ketika turun ayat walladzina
yaknizuna (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di
jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dalam
suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, Ayat ini turun mengenai
emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami
ambil. Rasulullah kemudian bersabda, Yang lebih utama lagi adalah lidah yang
berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri sholehah yang akan membantu seorang
mukmin untuk memelihara keimanannya.
❥ Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya
Nailah binti Al- Fafishah Al- Kalbiyah adalah seorang gadis
muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar
80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?
Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya, jawab Nailah. Tapi
ketuaanku ini terlalu renta. Nailah menjawab, Engkau telah habiskan masa mudamu
bersama Rasulullah dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.
❥ Pandai bersyukur kepada suami
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, Allah tidak
akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada
suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya. (HR. An- Nasa’i)
❥ Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat
Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu
Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk bertahallul,
menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke
Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan
isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam menemui Ummu Salamah
dan berkata, Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan
mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.
Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah
mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, Ya Rasulullah, di hadapan
mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui
mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan
mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.
SubhanAllah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar,
bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa
yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam
menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari
seorang lelaki yang sholeh.
Wallahua’lam bish shawab.
Semoga Bermanfaat InsyaAllah...
0 comments:
Posting Komentar